Langkah pertama:
Berpakaian yg pantas saat menghadap leluhur, dimulai dari tata busana yg pantas disesuaikan dgn jaman leluhur masih hidup, namun pola berpakaian tentu berbeda disesuaikan dengan tataran leluhur yg dihadapi
Langkah kedua:
Menyediakan wewangian seperti bunga yg belum rontok dan belum layu lalu membakar wewangian bisa dupa, ratus, hio, menyan, atau apa saja yg disenangi leluhur yg kita harapkan
Langkah ketiga:
Membaca sandi yg spesific (mantra), dan jangan pernah mendoakan leluhur agar masuk Sorga, krn beliau sudah mulia dan sudah berada di sorga,jadi doa kita justru menjadi semacam penghinaan bagi beliau, dan hal ini membuat beliau malah gak mau datang
Langkah keempat:
Kalau bisa melihat kedatangan beliau segera kita ucapkan "Selamat datang dan kita sembah" (Di sembah dan di dewa2kan adalah wajib krn beliau memang Dewa yg pantas di Dewa2kan dan disembah)...klo hal ini tidak dilakukan kemungkinan beliau akan langsung pulang...dilanjutkan tanya jawab, klo saat pertama kita mendatangi maka kita hanya diijinkan memperkenalkan nama aja, dilain kesempatan kita menghadap baru kita bisa memohon sesuatu...Klo belum mampu berkomunikasi yg penting sering mendatangi dan memohon petunjuk, krn tidak ada orang tua yg tidak mau dilihat cucunya sendiri, jadi pasti secara bertahap asal tata cara benar akan diberi petunjuk melalui berbagai cara
Langkah kelima:
Agar tidak tertipu dgn roh yg datang maka kita pantas bertanya tentang cara penulisan pallawa di jaman beliau masih hidup (krn leluhur tidak buta huruf) klo ternyata gak bisa mengajari tatacara baca huruf pallawa, berarti dari tataran bawah yg menyamar, selain itu harus tahu situs kraton2 saat beliau masih hidup dan harus ada buktinya di lapangan yg diberitahukan, klo tidak tahu itu juga roh bawah yg menyamar
Langkah keenam:
Klo sudah berakhir pisowanan(pertemuan) maka kita menunggu beliau moksa lalu baru kita mundur dan jangan membelakangi tempat leluhur tadi datang
Salam penutupan,tapi salam penutupan sangat tergantung dari jenis dialognya,bahasa yg digunakan bisasanya sansekerta, kawi atau bahasa paling halus didaerah itu,yg ke3 benar sebaiknya dgn bahasa daerah setempat...tapi jangan menggunakan bhs yg kasar,atau harus bahasa yg terhalus, kalo kita belum tahu bahasa daerah yg kita datangi maka kita bicara ke bahasa yg paling halus yg kita tahu, krn leluhur itu juga gak akan memaksa klo kita gak tahu,bahkan ko bahasa kita terlalu formal juga akan kaku, jadi seperti kita menghadap ke orang tua yg penting sopan,tapi ditambah dgn tatakrama yg lb sopan lagi krn kita menhadap Dewa atau leluhur yg tatarannya sama dgn Dewa.
Bagi sedulur u/ mngenal Leluhur a.l mlalui pmhaman&pngertian ttg Alam Ghaib,yg terbagi tiga tingkatan:
1. Kumara Luhur, terdiri atas: Roh manusia yang sudah tahu jalan pulang ke Nirwana yang terdir dari hapsara/hapsari (DanHyang), Widodo/Widodari, Dewa/Dewi dan Batara Batara
DanHyang atau Beliau2 yang di Kumara Luhur yang mengontrol Kumara Asor dan Madya
2. Kumara Madya alam yg terdiri dari:
- Jin yg tidak buas dan suka menolong manusia
- Roh Manusia yang bergentayangan yang belum kembali ke Nirwana
3. Kumara Asor alam yg dihuni atau terdiri atas:
lelembut/jin, setan, pri prayangan, banaspati, dll (berupa mahluk buas yg tak terlihat)
Jin/lelembut ini bisa mnyamar..
kalau kita niat Sowan ke Leluhur dgn hati tulus pasti DanHyang-nya tahu dan layaknya Eyang yg senang akan kdatangan cucunya Beliau, Eyang-DanHyang adalah yg dapt mngontrol pnghuni Kumara Asor-Madya.
Smoga bermanfaat........Rahayu..._/\_
(Turangga Seta)
Sugeng Rawuh
Sedulur nusantara monggo kito jogo lan lestarikno aset aset nusantara ingkang unik puniko.....salam satu hati (salam setunggal ati) Arjuno balitar.......
TATA CARA SOWAN KE LELUHUR
Sabtu, 05 Maret 2011
Diposting oleh
Nusantaraku
di
00.46
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook


Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar